Rabu, 20 Oktober 2010

Jim morrison

Jim Morrison (The Doors) "king of acid rock"

Siapa sih yang ga kenal Jim Morrison. Sosok yang sangat Kontroversial bagi kalangan musik saat itu..Dan hal itu ga kan pernah terlupakan bwt para fans nya. Musik nya menjadi sebuah influence bagi beberapa pemusik lainnya. Walaupun Jim Morrison telah tiada tapi spiritnya tak akan pernah mati..

Nama Jim Morrison besar sebagai vokalis The Doors yang didirikan tahun 1965 di Los Angeles, bersama kibordis Ray Manzarek. Band yang paling kontroversial pada jamannya karena lirik yang samar, terkadang sangat vulgar dan tidak diduga. Nama The Doors melambung karena reputasi Morrison sebagai penantang, pemberontak, simbol seks dan “penghibur” sejati di atas panggung. Dia menikmati hawa yang mengikutinya sebagai bintang, walaupun pada akhirnya dia merasa tertekan dengan keterbatasan hidupnya sebagai public figure.

Kedatangan Jim Morrison dari The Doors saat itu berhasil memukau libido massa dalam waktu lama. Bahkan hingga saat ini. "Think of us as erotic politicians!” kata Jim tentang The Doors. Julukan sebagai Raja Kadal, Mr.Mojo Risin, Micky Mouse de Sade, King of Acid Rock, The Wild Shaman of rock. Jim sempat mengatakan dan menganggap dirinya adalah seorang perwujudan Kristus di dunia rock & roll. Dilihat dari Foto Jim yang berpose telanjang dada dikenal sebagai “singa muda” tersebut menjadi salah satu bukti akan sosok bintang dalam diri Jim Morrison.

Kemunculan The Doors dengan segala attitude keliaran yang membebaskan segala sesuatu dalam perwujudan lirik yang nakal, vulgar, seksi, namun intelek segera menarik perhatian. Ditambah performa Jim Morrison yang selalu meledak-ledak di atas panggung dan membuat sensasi keliaran The Doors semakin meluas. Tanpa Jim Morrison memang tidak akan ada The Doors.

Suatu malam di pertengahan Agustus menjadi sebuah momen penting dalam karir The Doors. Malam itu seperti biasa mereka tampil di Whisky-A-Go-Go. Mereka nekat membawakan “The End” yang berlirik kontroversial. Di bait terakhir Jim meneriakkan kalimat “Father, I wanna kill you,” yang langsung disambut oleh baris “Mother, I want to fuck you!” yang diikuti oleh gemuruh drum dari piranti drum John Desnmore, bunyi memekakkan kuping dari semua nada yang dibunyikan bersamaan dari piano Ray Manzarek, dan distorsi gitar meledak dari Robbie Krieger. Saat itu kenang Ray Manzarek, “Semua yang datang seperti terasuki dewa pemabuk Dionysion. Oedipus Rex muncul di Sunset Strip.” Akibatnya mereka langsung dipecat dari kontrak untuk bermain di klub tersebut karena dianggap memamerkan pornografi di atas panggung.

Jim makin larut dalam obat-obatan dan alkohol. Beberapa kali konser kerap berakhir dengan kerusuhan. Puncaknya saat Jim tampil di Miami. Gara-gara menghina polisi yang memukulnya Cuma karena dia terlihat berduaan dengan seorang fan di backstage membuatnya di penjara sesaat. Tetapi itu hanya awal semua keliaran dan petualangan Jim dengan pihak berwajib. Berbagai panggung kemudian menjadi arena atraksi ritual tarian dan musik serta luapan kata-kata yang pedas dan filosofis dari sang Raja Kadal. The Doors menjadi band berbahaya yang setiap konsernya selalu diikuti oleh polisi yang mengawasi polah dan ucapan Jim. Dan pada saat itu juga di depan sekitar 7000 penonton Jim yang mulai mabuk mulai melancarkan kata-kata pedas yang berisi slogan kebebasan dan perlunya sebuah revolusi atau perubahan untuk menghentikan semua peraturan dogmatis yang membatasinya. Puncaknya Jim melepas celana kulitnya dan menunjukkan penisnya di hadapan penonton. Kontroversi terjadi diantara penonton. Ada yang medukung. Ada pula yang marah besar. Apa yang terjadi saat itu menurut Ray Manzarek adalah sebuah halusinasi massa. Jim menggiring semua yang datang melihat The Doors pada sebuah titik. Titik dimana Jim ingin suara kebebasan yang diucapkannya dilaksanakan oleh siapapun yang mendengarnya. Buah dari aksi tersebut memaksa Jim harus berurusan dengan pengadilan. Jim mulai goyah. Badan makin gendut tidak terurus. Cambang dan berewok menutupi muka yang awalnya klimis. Teralienasi dan makin terbenam dengan alkohol dan obat-obatan bareng sang pacar the beautiful cosmic mate, Pamela Courson.

Jim sempat merekam puisi-puisinya pada 8 Desember 1970 bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-27. Puisi yang direkam Jim ini di kemudian hari diolah oleh tiga personel The Doors tersisa dalam sebuah album, An American Prayer. Bahkan Jim sempat membintangi sebuah film low budget berjudul Feast of Friends dan HWY bareng teman-temannya, Paul Ferrara, Frank Lisciandro, serta Babe Hill. Konser terakhir Jim bersama The Doors terjadi di New Orleans yang diakhiri dengan keributan, Jim menghantamkan microphone ke lantai panggung lantas melemparnya kearah penonton disusul dirinya melompat ke tengah penonton yang rusuh.

Tanggal 3 Juli 1971 Jim sebuah berita menggetarkan dunia. Jim meninggal di bathtub apartemennya tanpa sebab yang jelas. Tidak ada autopsy. Pamela yang terguncang tidak memperbolehkan pemeriksaan pada “suaminya.” Pamela lantas memakamkan Jim di Pere Lachaise pada 7 Juli 1971 di bagian makam tempat para penyair dimakamkan. Pamela kemudian meninggal karena over dosis di Hollywood pada 25 April 1974. Banyak rumor yang berkembang kalau Jim memalsukan kematiannya. Dia masih hidup, bersenang senang dan menikmati sandiwara kematiannya sendiri. Tetapi Danny Sugerman dalam buku Wonderland Avenue yang berisi salah satu interview terakhir dengan Pamela sebelum kematiannya mengatakan: Pamela telah mengakui kalau dirinya terlalu banyak memberikan Jim suntikan obat-obatan yang melebih batas hingga menyebabkan kematian Jim Morrison.

0 komentar:

Posting Komentar

Please coment,But no Spam Ty!!!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
AIDIT SI BELALANG TEMPUR © 2008 Template by:
SkinCorner