Minggu, 17 Oktober 2010

Mahakarya punk bukanlah Nevermind the Bollock!

Mahakarya punk bukanlah Nevermind the Bollock!

 

Oleh M. Taufiqurrahman
Bukan karena saya lahir tahun 1977 kalau saya berani bilang bahwa tahun ini adalah tahun terbaik dalam dunia musik. Jarang dalam sejarah musik rock dalam satu tahun bisa dihasilkan album-album yang tidak hanya bermutu namun juga mengubah sejarah dunia musik itu sendiri. Bahkan album-album tersebut bisa memberi pengaruh sosial politik di tempat dimana album album tersebut dilahirkan.
Yang paling legendaris tentu saja album kelompok musik Inggris the Sex Pistol, Nevermind the Bollocks, Here’s the Sex Pistol. Album ini tidak hanya secara radikal merubuhkan standar penulisan lagu konvensional, namun ketika dirilis album ini mampu menggetarkan fondasi politik masyarakat Inggris waktu itu. Album ini begitu keras menyuarakan slogan anti monarki (yang oleh Sex Pistols dianggap tidak punya masa depan) sampai sampai radio milik pemerintah Inggris British Broadcasting Corp. (BBC) melarang pemutaran single terbesar dari album ini, God Save the Queen”.

Pada tahun yang sama, satu lagi kelompok musik Inggris the Clash merilis album debut mereka, The Clash. Album ini berisi teriakan anti fasisme dan panduan revolusi bagi anak anak muda kulit putih terutama di Inggris yang pada saat itu kebanyakan terpinggirkan secara ekonomi-politik. Salah satu lagu dari album itu “Career Opportunities” bercerita tentang anak anak muda yang harus menerima pekerjaan kasar untuk bertahan hidup di pre-Thatcher malaise. Atau tengok lagu “White Riot”, yang bercerita soal kerusuhan kulit putih di daerah elit Notting Hill.
Pada saat yang sama, di seberang Atlantik bermunculan grup-grup serupa yang memainkan musik tiga jurus namun bertekad bulat menyuarakan semangat zaman (zeitgeist) era nuklir dan paranoia perang dingin. Contoh klasik band dengan semangat anti-musik adalah the Ramones. Kelompok musik dari New York ini bertekad mengubur band band progressive rock—yang suka bermain musik berkepanjangan dan tanpa maksud apapun kecuali hanya ingin menunjukkan kecanggihan bermain alat musik—dengan kembali memainkan lagu-lagu sederhana. Kredo bermusik mereka adalah bahwa semua orang bisa dan berhak bermain musik meskipun hanya baru bisa bermain gitar tiga chord. Kalau tidak salah, hampir semua anggota the Ramones tidak terlalu ahli dalam memainkan alat musik masing masing. Bisa disimpulkan kalau musik punk lahir dari semangat yang mengedepankan kesederhanaan dan egaliterianisme. Namun anehnya dari gerakan musik punk ini lahir juga mahakarya yang sebenarnya bertolak belakang dengan raison d’etre punk. Jika punk mengedepankan kesederhanaan dan kemudahan dalam bermain musik, album yang saya maksud ini malah secara sadar atau tidak mengedepankan kompleksitas dan kecanggihan dalam memainkan alat musik. Dan anehnya lagi album ini masih terdengar sangat punk.
Album yang saya maksud adalah Marquee Moon dari sebuah band asal kota New York, Television. Television lahir dari scene musik yang juga melahirkan the Ramones, Talking Heads, Blondie dan Richard Hell and the Voidoids. Semua band ini pernah main di bar terkenal bernama CBGB. Sayang, bar ini sudah tutup tahun lalu karena pemiliknya tidak mampu membayar sewa kontrak bangunan (pokoknya alasan tutupnya juga sangat mewakili semangat punk).
Kembali ke Marquee Moon, ini adalah sebuah album gitar terbaik yang pernah dilahirkan oleh gerakan punk jika bukan oleh seluruh genre rock and roll. Kalau anda bisa mendapatkan copy CD dari album ini—yang juga sangat langka—saya sarankan pertama masuk dulu dengan lagu di side B berjudul “Elevation”. Lagu ini hanya berbasis dua chord sederhana dimana gitaris/vokalis Tom Verlaine (lahir Thomas Miller di Delaware namun karena tergila gila dengan sastrawan Bohemian Prancis Paul Verlaine dia memakai nama ini untuk nama panggung) beradu rhythm section dengan gitaris Richard Lloyd sebelum sampai ke sebuah gitar solo yang menurut saya paling indah dalam musik rock, serius. Saya sudah mendengarkan “Elevation” ratusan kali, namun setiap mendengar gitar solo ini saya masih memejamkan mata sambil membayangkan mungkin di surga nanti musik seperti ini yang akan diputar. Nah, kalau sudah selesai dengan “Elevation” baru anda masuk ke lagu utama Marquee Moon. Lagu sepanjang 10 menit ini—yang terlalu berlebihan untuk musik yang masuk kategori punk—adalah komposisi musik yang di permukaan sangat sederhana namun dengan semakin sering anda dengarkan anda akan tahu betapa kompleksnya paduan melodi dan ritme di lagu ini. Setengah dari panjang lagu ini adalah duel gitar antara Verlaine dan Lloyd yang juga menggambarkan karakter bermusik mereka, Verlaine yang bohemian dan suka improvisasi bebas sedangkan Lloyd lebih suka bermain dengan disiplin tinggi.
Saya menemukan Marquee Moon melalui band muda yang juga berasal dari New York bernama The Strokes. Dalam banyak kesempatan mereka selalu bilang—tidak kepada saya tentunya—bahwa salah satu yang mempengaruhi mereka adalah band tidak terlalu terkenal bernama Television. Jadi bukannya melihat Television mereka mendengar Television. Nah saya kemudian berfikir kalau yang dipengaruhi saja sudah sedemikian bagusnya bagaimana yang asli.
Setelah mencari kesana kemari akhirnya hari bersejarah itu datang juga. Teman sekantor saya sedang belanja musik di sebuah toko buku dan musik di Kemang dan menelpon saya soal Marquee Moon. Atas instruksi saya, dia membeli album tersebut. Dua hari kemudian album itu sudah ada di tangan saya dan tidak pernah kembali lagi ke tangan dia sejak saat itu. Marquee Moon yang saya amankan dari teman kantor saya itu adalah album re-issue yang didesain menyerupai bagaimana album aslinya dirilis pada tahun 1977. Jadi CD itu di rilis dengan model gatefold vinyl lengkap dengan liner notes panjang, termasuk ulasan jurnalis musik New Musical Express Alan Licht yang memberi lima bintang untuk Marquee Moon. Meskipun mendapat ulasan bagus dan banyak pujian dari semua kritikus musik independen, Marquee Moon seperti banyak mahakarya yang lahir terlalu cepat hanya laku beberapa ribu kopi saja. Pada saat saya masih di Jakarta saya berpikir alangkah bahagianya saya kalau saya bisa mendapat replika asli Marquee Moon, maksud saya bagaimana kalau saya bisa mendapatkan album tersebut dalam bentuk piringan hitam berisi delapan lagu asli dari album tersebut.
Kejadian bersejarah kedua akhirnya tiba juga ketika saya akhirnya bisa berkunjung ke sebuah toko musik di Clark Street di pusat kota Chicago. Saya hampir menangis ketika di sela sela piringan hitam baru di Dave’s Record terselip album re-issue Marquee Moon yang dicetak ulang dengan vinyl 180 gram dan sampul kertas glossy yang berkesan mewah dan megah. Peruntungan saya belum habis ketika saya hanya perlu membayar US$17 untuk album ini. Dan meskipun seumpama saya tidak memiliki pemutar piringan hitam pada waktu saya berkunjung ke Dave’s Record, saya tetap akan membeli Marquee Moon edisi vinyl sebagai souvenir terbaik dari era punk.
Catatan tambahan: Marquee Moon berada pada nomor 129 dari list 500 Greatest Albums of All Time majalah Rolling Stone. Di Youtube bisa didengarkan Television memainkan “Elevation” (sound only, link-nya bisa di klik di
http://youtube.com/watch?v=q45EZ9LLW4Y

0 komentar:

Posting Komentar

Please coment,But no Spam Ty!!!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
AIDIT SI BELALANG TEMPUR © 2008 Template by:
SkinCorner